Beranda
Catatan Saya
Merauke
Begini Kalau Merauke Dilanda Banjir
Selama lebih dari 3 Tahun saya tinggal di Merauke, baru kemarin tanggal 17 Maret 2019 Kota Rusa dilanda banjir yang cukup besar. Banjir tersebut diakibatkan karena hujan yang mengguyur Merauke dari malam hingga pagi hari. Meski secara geografis jaraknya sangat jauh dengan Jayapura, akan tetapi banjir yang melanda Merauke kemarin bersamaan dengan banjir bandang yang melanda Kota Sentani (Kabupaten Jayapura).

Wilayah Kota Merauke secara geografis terdiri dari hamparan daratan yang merupakan bekas rawa-rawa yang sudah ditimbun dengan tanah kemudian dibangun menjadi rumah, kantor, dan sebagainya. Oleh karena itu, bila sahabat berkunjung ke Merauke, sahabat tidak akan melihat bukit, lembah, dan juga gunung. Sehingga akan sangat jarang ditemukan bebatuan alam atau kerikil-kerikil di Merauke.

Banjir menyebabkan beberapa ruas jalan dan pemukiman di Merauke tergenang air yang tingginya bervariasi hingga 80 cm. Kejadian tersebut juga tidak luput dari pemberitaan TV nasional yang menyebutkan bahwa kawasan yang paling parah terlanda banjir adalah Jalan Nusabarong, Jalan Felubun, dan Jalan Natuna. Rumah saya sendiri masuk di kawasan Jalan Natuna, akan tetapi Alhamdulillah air hanya menggenangi jalan di depan rumah saya setinggi 10 cm saja.
Salah Satu Ruas Jalan Yang Terdampak Banjir di Merauke
Banyaknya pemukiman warga yang tergenang air, membuat pemerintah daerah menyediakan tempat pengungsian di Gedung Olahraga Head Say Merauke. Sebanyak kurang lebih 533 orang, sementara menempati tempat pengungsian tersebut. Pelayanan kepada para pengungsi akan dibuka hingga satu minggu kedepan. Hal tersebut tergantung dari kondisi cuaca di Merauke.

Sampai hari ini (Senin, 18 Maret 2019) beberapa ruas jalan masih tergenang, termasuk beberapa sekolah seperti SMPN 1 Merauke yang belum bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan maksimal. Meski demikian beberapa kawasan yang sudah surut airnya sudah bisa melakukan kegiatan dengan normal.

Dibalik dari banjir yang melanda Kota Merauke tersebut, tentunya ada hikmah positif yang bisa diambil oleh warga Merauke. Selama ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Masih banyak warga yang masih suka membuang sampah sembarangan. Semoga dengan adanya peristiwa ini, bisa menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Hikmah positif lainnya adalah Warga masyarakat saling mengunjungi dan bahu membahu membersihkan lingkungan yang terdampak banjir. Kegiatan silaturahmi yang mungkin lama tidak terjalin menjadi terjalin kembali. Semoga saudara-saudara yang terkena dampak banjir diberi ketabahan dan bisa bangkit lagi. Semoga kedepan banjir yang terjadi seperti sekarang ini tidak melanda kawasan Merauke lagi. Aamiin. 

Penulis blog

Tidak ada komentar