Internet

Miris! Tarif Internet Indonesia Paling Mahal di ASEAN

Evy Nurvitasari
0 Komentar
Beranda
Internet
Miris! Tarif Internet Indonesia Paling Mahal di ASEAN

Tidak ada salahnya kita sebagai pengguna internet di Indonesia untuk mengetahui data tentang perbandingan harga tarif internet di Indonesia dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara atau lebih dikenal dengan kawasan ASEAN.

Sedih, tetapi faktanya memang di tahun 2025 ini berdasarkan laporan dari cable.co.uk dan We Are Sosial, disebutkan bahwa tarif internet di Indonesia harganya adalah yang termahal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Adapun harga layanan internet untuk fixed broadbrand atau layanan internet dengan infrastruktur fisik seperti kabel serat optik, DSL (Digital Subscriber Line), atau kabel koaksial adalah US$ 0.41 per Mbps.

tarif-internet-indonesia-2025

Apabila dikonversi menjadi Rp (Rupiah), maka nilai US$ 0.41 setara dengan Rp 6.806 jika mengacu nilai kurs tukar Dolar Amerika ke Rupiah saat ini adalah Rp 16.600. Wow, kalau menurut saya Rp 6.806/Mbps kelihatannya kok murah ya?

Tentu saja Rp 6.806/Mbps akan terasa cukup murah apabila harga tersebut diterapkan pada paket internet rumah dengan kecepatan 10Mbps, sehingga harganya per bulan untuk paket 10Mbps adalah Rp 68.060/bulan.

Sayangnya operator layanan internet rumah di Indonesia sejauh ini belum ada yang menawarkan paket internet rumah 10Mbps maupun 15Mbps dengan harga di bawah Rp 100.000. Harusnya bila dihitung menggunakan Rp 6.806/Mbps, maka bisa dilakukan ya?

Sebagai contoh untuk IndiHome 50Mbps ditawarkan dengan harga mulai Rp 230.000 (belum termasuk PPN), sehingga apabila ditambahkan PPN 11% maka harganya adalah Rp 230.000 + Rp 25.300 = Rp 255.300 untuk wilayah dengan harga paling murah.

Itu artinya bahwa harga rata-rata per Mbps paket internet unlimited IndiHome adalah Rp 5.106/Mbps untuk paket 50Mbps. Sayangnya kecepatan tesebut bukanlah Real Unlimited, melainkan ada FUP yang membuatnya tidak layak disebut unlimited 50Mbps.

Memang ada sih paket unlimited tanpa FUP yang harganya di bawah Rp 1000/Mbps seperti Starlite dan NetHome, akan tetapi hingga saat ini jangkauan dari kedua layanan internet rumah tersebut masih sangat terbatas meskipun berada di Pulau jawa.

Jadi adapun wacana pemerintah melalui Kementerian Komdigi (Komunikasi dan Digital) untuk menghadirkan “internet murah” 100Mbps dengan biaya Rp 100.000/bulan menurut saya bukanlah sesuatu hal yang istimewa, tetapi memang wajar dilakukan.

Menurut sahabat, apa sih yang menyebabkan tarif internet rumah di Indonesia bisa lebih mahal dibandingkan dengan negara tetangga? Apakah regulasinya yang ‘ruwet’?, Apakah infrastrukturnya? Atau ada yang lain? Semoga bermanfaat.

Penulis blog

Tidak ada komentar